ISLAMOFOBIA
Oleh : Shiddiq Amien

Kartun Nabi saw merupakan pelecehan, penghinaan dan penistaan terhadap Nabi saw yang sangat dimuliakan umat Islam.
Menurut Jihadwatch.com peristiwa ini bermula ketika seorang
penulis Denmark, Kare Bluitgen, mau menerbitkan buku yang melecehkan
Islam “ Al-Qur’an dan Kehidupan Muhammad “ setebal 272
halaman, ia meminta tiga orang seniman untuk membuat ilustrasi
pada bukunya itu, yang menggambarkan ide dan pemikirannya yang tertuang
dalam buku tersebut . Tapi ketiganya menolak dengan
alasan takut dengan amarah kaum muslimin. Jyllands Posten
kemudia berinisiatif merespon keinginan Bluitgen. Harian itu mengundang
40 orang illustrator. Hasilnya 12 gambar yang dianggap
terbaik dipublikasikan pada edisi khusus mingguan tangal 30
September 2005. Kartun tersebut juga dilampirkan pada buku karya Kare
Bluitgen yang terbit pada tanggal 24 Januari 2006.
Koran France Soir menyatakan alasan membuat kariaktur tersebut
untuk menggambarkan bahwa dogma atau ajaran keagamaan tidak memiliki
tempat di masyarakat sekuler. Di bawah tulisan “ Ya, kami
berhak menggambar Tuhan “ France Soir memasang gambar kartun
tuhan dalam agama Budha, Yahudi, Islam dan Kristen sedang terbang di
awan. Kartun itu memperlihatkan tuhan Kristen mengatakan : “
Jangan mengeluh Muhammad, kami semua sudah pernah digambarkan
dalam karikatur. “
Masyarakat Barat juga berdalih bahwa semua itu merupakan
kebebasan berekspresi. Padahal tidak ada kebebasan yang tak memiliki
batas. Sebagai bukti warga kristiani, agama yang konon dianut
mayoritas Barat, pernah marah besar ketika John Lenon mengklaim
bahwa dia dan groupnya – The Beatles – lebih popular dari Yesus, juga
ketika artis Madona memakai kalung salib di dadanya yang
telanjang. Bahkan menurut situs The Guardian – Inggris, surat
kabar Jyllands Posten pada April 2003 pernah diminta oleh seorang
karikaturis Denmark – Christoper Zieler- untuk memuat karikatur
Nabi Isa as. Pemimpin surat kabar itu menolaknya dengan alasan
karikatur itu melecehkan dan provokatif, kawatir memicu kemarahan umat
Kristen. Masyarakat Hindu Bali pernah mengajukan protes
kepada penyanyi Iwan Fals ketika merilis lagu Manusia Setengah
Dewa, mereka menilai syairnya merendahkan salah satu dewa yang dihormati
dalam agama Hindu Bali. Demikian juga para ulama dan
cendekiawan muslim banyak yang marah dan protes ketika “ Geng
Islib “ di Indonesia menghujat otenstisitas al-Qur’an.
Pembuatan dan pemuatan karikatur Nabi saw semakin membuktikan
dua hal. Pertama, Sikap inferioritas Barat. Di tengah gemerlap kamujuan
duniawi, mereka menyimpan religious complek. Semenjak
abad ke-15 Masyarakat Barat telah memerangi agamanya sendiri dan
menonjolkan kebebasan berfikir ( renaisans ), Mereka memberontak
terhadap dogma Gereja, membenci agama, mengecilkan para nabi.
Ironisnya rasa dendam terhadap agamanya itu dilampiaskan juga
terhadap agama orang lain. Akibatnya mereka kehilangan panutan, ideal
type atau role model dalam berprilaku dan rujukan dalam
memecahkan persoalan hidup. Sementara Yesus yang diyakini
sebagai anak Tuhan terlampau jauh untuk dijadikan sebagai ideal type.
Mereka menjadi iri ( hasud ) ketika melihat kaum muslimin
mempunyai role model atau uswah hasanah yang terhimpun dalam
diri dan pribadi Muhammad saw. Apalagi ketika Islam menjadi agama yang
paling cepat penyebarannya di Barat, itu menjadi salah satu
bentuk kekalahan internal rasio Barat. Mereka kemudian melakukan
pelecehan, penghinaan bahkan penistaan terhadap Islam dan muslimin,
dengan tujuan menjauhkan masyarakat Barat mengenal Islam
dan menjadi Muslim. Menurut seorang pemikir Prancis, Arick
Gofra, hegemoni filsafat nihilisme, filsafat Barat Sekuler, yang muncul
setelah masa dominasi gereja di Eropa membuka ruang untuk
melakukan penghinaan terhadap nilai-nilai agama dan moral,
apapun agama tersebut. Tidak ada di sana apa yang disebut sebagai sistem
atau tata nilai, sehingga segala sesuatu yang dinilai
memiliki nilai kesakralan, kemudian menjadi sasaran untuk
diragukan dan diperolok-olokan.
Kedua, Pembuatan dan pemuatan karikatur Nabi saw menambah
panjang daftar dari bukti kebencian mereka terhadap Islam dan muslimien.
Allah swt telah mengingatkan kita dalam QS. Ali Imran : 118
bahwa kaum Islamofobia ( pembenci Islam ) tidak akan
henti-hentinya memudaratkan, mereka inginnya apa yang menyusahkan,
kebencian mereka terhadap Islam dan muslimin telah nampak dari
omongannya, tulisannya, lukisannya, dan prilakunya. Bahkan
kebencian yang ada dalam hati mereka lebih besar dibanding dengan apa
yang mereka ekspresikan dalam omongan, tulisan, lukisan dan
prilakunya itu.
Kita belum lupa dengan : Tragedi NTT yang terjadi tgl 30
Nopember 1998, dimana ribuan kaum muslimien diusir dan dianiaya. Rumah,
masjid dan sekolahnya dirusak dan dibakar oleh massa Kristen,
yang dipicu oleh pidato provokatif Theo Safe’i. Pernyataan Pdt.
Suradi ben Abraham : “ Tuhan umat Islam adalah Hajar Aswad, Al-Qur’an
adalah bisikan syetan, Nabi Muhammad manusia celaka,
terbukti masih minta dido’akan kepada umatnya melalui sholawat”.
Pdt. Pat Robertson dari AS dalam acara Christian Broadcasting Network
(11/11-2002) menyatakan : “ Umat Islam lebih jahat dari
Nazi Jerman “. dalam wawancara dengan Fox News (18/9-2002 ) dia
juga menyatakan : “ I Think Muhammad was a killer, a wild eye fanatic, a
robber and brigand .” ( saya fikir Muhammad adalah
seorang pembunuh, seorang fanatik jahat, seorang perampok dan
penyamun). Pdt. Gerry Falweel dalam wawancara dengan stasiun CBS AS
(5/10-2002) mengatakan : “ Muhammad adalah teroris “. Letjen
William Boykin, Deputi Menhan Bidang Intelijen dan Perang AS
pernah ngomong : “ Perang melawan teroris adalah perang Kristen melawan
Syetan. Tuhan orang Islam itu berhala, sementara tuhan
kita benar-benar nyata.” Atau pernyataan Robert Morey dalam
bukunya “ The Islamic Invasion Confronting the World’s Fastest Growing
Religion “ (1992 ) dengan sinis dan sarkastis dia menyatakan
hal-hal sebagai berikut : “ Islam sesungguhnya merupakan
pendewaan budaya Arab abad ke 7. Dalam arti yang mendalam, Islam
sesungguhnya lebih bernuansa budaya dari pada agama “ ( hal. 22 ); “
Sujud menyembah dalam sembahyang sehari lima kali menghadap arah
Mekah Arabia hanyalah suatu tanda ujud pemaksaan cultural, yang
sekaligus merupakan keberadaan imperialisme budaya yang
menjiwai Islam “ ( hal. 30 ) ; Tentang Ibadah Haji Ia menilai “
Muhammad mengadopsi upacara keagamaan para penyembah berhala yang telah
ada pada zaman pra Islam yang dilakukan di Ka’bah. “ (
hal 31) ; “ Alangkah mundurnya zaman, bahwa apa yang dikenakan
oleh wanita pengembara yang berpindah-pindah (nomad) di gurun pasir
Arabia pada abad ke7 sekarang diamanatkan oleh Islam sebagai
peraturan hukum berbusana bagi wanita Muslim di negara manapun
mereka tinggal.” (hal: 32); Hukum Hudud ( rajam, cambuk dan potong
tangan ) dan hukum qishash ia nilai “ sebagai tindakan barbar
dan tidak selayaknya mendapat tempat di dunia modern ini. “ (
hal : 37 ) ; “ Allah, dewa bulan, kawin dengan dewa matahari. Mereka
berdua mempunyai tiga orang putri yang disebut putri-putri
Allah . Ketiga putri tersebut adalah : Al-Lata, Al-Uzza, dan
Manat “ ( hal:57 ) ; Ia juga menyatakan bahwa kondisi Nabi saw ketika
menerima wahyu sering menggigil, keringatan, sebagai bualan
dan dusta Muhammad untuk menutupi rasa malu dan penyakit
epilepsy yang dideritanya. ( hal : 76 ).
Jika kaum islamofobia sudah begitu opensif menyerang kita,
masihkah ada ruang bagi seorang mukmin untuk bersikap tasamuh dan
toleran ? Istafti qalbaka .
Dipublikasikan oleh http://hilmanrasyidamienullah.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar